saie blog

Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, posisi perdagangan sektor pertanian Indonesia dengan China saat ini surplus 2 miliar dollar AS untuk Indonesia. "Kita tidak perlu khawatir terhadap pemberlakuan ASEAN-China Free Trade Agreement (AC-FTA), karena posisi perdagangan antar kedua negara, kita memiliki kelebihan," kata Suswono, usai penutupan Agrinex 2010 di Jakarta, Minggu (14/3/2010).

Ia mengatakan bahwa ada sektor tertentu seperti di perkebunan tatkala Indonesia unggul karena memiliki minyak sawit mentah (CPO), kakao, dan karet. China masih harus impor dari Indonesia.

Karena itu perdagangan Indonesia terhadap China dari sektor pertanian masih surplus sebesar sekitar 2 miliar dollar AS. "Memang ada juga produk China yang masuk Indonesia, tapi kita masih surplus," ujar dia.

Menurut Suswono, pembahasan perdagangan bebas 2 negara ini telah melalui proses yang panjang, bahwa tidak serta-merta pemerintah memaksakan ini (ACFTA) untuk semata-mata karena memenuhi agenda lama. "Cuma karena krisis kita agak berat. Tapi dengan China kita tidak ada masalah," katanya.

Untuk holtikultura, walaupun perdagangan Indonesia masih rendah terhadap China, sudah ada buah salak yang diekspor ke negeri Tirai Bambu tersebut. "Jadi perdagangan antar negara ini hal biasa, kita punya kelebihan mereka punya kelebihan, kita saling membutuhkan," lanjut dia.

Namun demikian, ia mengungkapkan Indonesia tetap harus melakukan pengawasan terhadap produk-produk hortikultura dan pertanian China yang masuk ke Tanah Air. "Kita punya dua alat atau instrumen yaitu instrumen Sanitory People Sanitory (SPS) dan Kotex yang menjadi kesepakatan internasional agar pangan mereka memenuhi standar itu," ungkap Suswono.

Menurut dia, hal itu tetap dilakukan karena adanya kekhawatiran terhadap penyebaran virus, penyakit, atau bioterorism.

ulasan: bagus, bila perlu ditingkatkan dan jangan terlena, karena mereka (cina) sangat ulet dan tekun sehinggamereka akan sanat cepat menguasai pasar dan produk di segala bidang.