DETEKSI ISI PERUT BUMI

DETEKSI ISI PERUT BUMI

PEMINDAIAN (SCANNING) BISA DI LAKUKAN UNTUK MENGETAHUI POTENSI BAHAYA GEMPA DAN EKSPLOIRASI MINYAK BUMI

Secara geografis, seluruh wilayah Indonesia ada;h rawan gempa bumi. Kerawanan itu sudah dibuktikan dari catatan gempa yang ada di berbagai wilayah di Tanah Air, mulai dari barat hingga ke wilayah timur Indonesia. Gempa yang terjadi pun tak kecil. Magnitude gempa cukup tinggi, bahkan mencapai angka 9 pada Skala Richter(SR), yaitu pada saat Tsunami di Aceh tahun 2004.
Menurtu pakar Tomogarafi Indonesia Ari Widiyantoro dari Institut Teknologi Bandung(ITB), ada beberapa lempeng gempa di wilayah Indonesia. Ada Busur Banda di daerah Timur Indonesia, ada Busur Sunda angterdiri atas wilayah Sumatra dan Jawa. Ada pula daerah tumbukan lempeng bumi di Indonesia Timu, yaitu tumbukan Sangihe-Halmahera. Selain itu, ada juga di daerah Papua Sorong dan Subduksi Biak.
“semua itu rawan gempa. Indonesia seluruh wilayahnya harus diwaspadai. Memang ada beberapa wilayah yang kurang, seperti di Kalimantan. Itupun posisinya dekat dengan Sulawesi yang juga sering gempa. Jadi, kalau Sulawesi terjadi gempa besar, Kalimantan Timur bisa kena guncangan gempa,” kata Sri Widiyantoro beberapa waktu lalu di Jakarta.
Penelitian Widiyantoro di tahun 1996 sudah membahas Busur Sunda, terutama denagn sejarah gempa yang mencapai magnotide 9 SR yang ada di Sumatera. Sebelum tahun 2004(Gempa Aceh-Nias), terjadi pula gempa besar, yaitu di tahun 1883 dengan pergerakan magnitude mencapai 9 SR di dekat Sumatera Barat.
Lalu, periode gempa besar itu, katanya berulang sekitar 200 tahunan untuk Sumatera. Sebenarnya, sudah banyak pakar di bidang seismologi yang membahas bahwa memasuki 200 tahunan itu, gempa besar bakal terjadi di Sumatera. Memang, tidak ada satu ahllipun di dunia ini yang mengatakan persis waktu terjadinya.
“tapi, potensi itu kita kenali. Sekali lagi, meskipun gempa besar selama ini tetap harus diwaspadai,”sambung peraih penghargaan peneliti sains dan teknologi terbaik tahun 2009 versi Indonesia Toray Science Foundation(ITSF)ini.
Ada contoh jelas dalam penggambaran gempa, yaitu di Haiti. Magnitude gempanya mencapai 7 SR, namun daerah Porto Frank itu penduduknya besar sehingga korbannya banyak. Sementara itu, gempa dengan magnitude yang sama di Sungai Penuh, Sumatera, beberpa waktu yang lalu merenggut jiwa tak begitu banyak.
Tomografi
Rawannya wilayah Indonesia atas gempa bumi memerlukan kewaspadaan semua pihak. Untuk itu, diperlukan metode dan teknologi pendeteksi an dini. Sri Widiyantoro yang mendalami tomografi ini mengatakan,, metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan memperkirakan gempa itu adalah dengan tomografi.
Tomografi adalah membuat pencitraan isi bumi. “tekniknya mirip yang dikembangkan kedokteran dalam CT-sean(computer tomography scanning). CT-sean itu juga digunakan untuk para ibu yang mengandung untuk mendapatkan gambaran tentang janin dfi dalam kandungan.” Jelasnya.
Bumi bisa dipindai sehingga banyak manfaatnya untuk skla kecil dan regional. Utnuk skal regional, bisa diketahui potensi bahaya gempa, sedangkan untuk skla kecil, bisa diaplikasikan untuk perminyaka, kedalaman paling tidak puluhan kilometer. Sedangkan gempa bumi, kedalamannya bisa mencapai puluhan hingga ratusan kilometer ke perut bumi.
Dalam hal ini, sambungnya. Tomografi digunakan untuk melihat potensi minyak bumi atau keberadaan reservoirnya.
Teknik ini untuk perminyakan, sudah abnyak di gunakan. Banyak dana riset dilakukan untuk mempertajam citra reservoir minyaknya. Tomografi bisa membantu pengeksploirasi untuk mengetahui isi bumi untuk memulai pengeboran.
Meski mengakui bukan keahliannya utnuk mengetahui potensi perminyakan Indonesia, dia juga pernah mengupas bidang ekspolirasi perminyakan ini untuk meraih gelar masternya. Menurtu dia, potensi perminyakan Indonesia semakin berkurang. “namun, di daerah offshore, potensinya sebenarnya cukup besar, walau belum dieksplirsai. Untuk itu, memang perlu biaya besar kalau di offshore.” Katanya.
Pengguanaan tomografi untuk skala kecil, banyak manfaatnya. Sri Widiyatoro memberi contoh untuk Kota Jakarta. Bila kota itu ingin membuat jalur kereta bawah permukaan(subway), perlua diteliti dulu mesti lewat maana. Terowongan bawah tanah harus melewati batuan keras. Kalau jalur itu melewati lunak, terowongan bisa ambruk. Dijepang, teknologi itu sering digunakan untuk mengetahui suatu area itu batuannya lunak atau keras utnuk membuat terowongan.
Gelombang gempa
Untuk tomografi, tentu berbeda dengan ultrasonografi(USG) yang mengguabkan sinar X. tomografi memanfatkan gelombnag gempa. Setiap kejadian gempa menyebarkan gelombang seismic atau gelombanggempa melalui isi bumi kita. “jadi, kita bisa gunakan data-data itu untuk mencitrakan posis-posisi isi bumi itu tadi.”
Peneliti ini mengembangkan teknik pencitraan tomografi yang canggih dengan menggunakan data gempa bumi. Dari data gempa bumi itu digunakan untuk mengungkap secara terinci struktur jurnal subduksi di dunia, termasuk di Indonesia. Inovasi yang terus di buatnya itu, antara lain memperkenalkan infersi nonlinier dan multiscale. Kedua cara itu di kombinasikan dengan komponen gelombang pajang dan pendek.
Dari hasil pengembangan teknik pemindaian(scanning)tomografi gempa bumi regional, dia dapat menampilkan citra resolusi tinggi. Pencitraaan yang didapatnya itu merupakan struktur tiga dimensi zona lempaeng yang terdapat di Indonesia. Dari hasil pemindaian bumi dengan teknik tomografi gempa bumi global, Sri Widiyantoro utnuk pertama kali membuktikan bahwa subduksi litosfer samudera dapat mencapai batas mantel dan inti bumi.
“tingkat ketelitian atau resolusi lodel yang di hasilkan memeang sangat beragam,”sambung Tomografer kelas dunia ini. Hasil permodelan yang di buatnya itu sering dirujuk oleh banyak peneliti dunia karena telah dibuat dengan sangat teliti dan sangat inovasi.
Model global pertamanya yang diterbitkan di majalah Nature, telah memberikan solusi penting tentang skala konveksi mantel bumi. Sebenarnya, model ini menjadi perdebatan ahli bumi dunia. Peneitian terkait juga diterbitkan di majalah science tentang struktur perinci dan dinamika penunjaman litosfer samudera di bawah Busur Sunda, Indonesia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

1 Response to "DETEKSI ISI PERUT BUMI"

  1. Unknown says:
    17 Oktober 2016 pukul 15.31

    This was stated not only by archaeologists, but by NASA scientists who dig deep into the earth
    http://www.suksestoto.com/

Posting Komentar