Mustafa Akui IPO KS Kurang Transparan

Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengakui komunikasi publik dalam proses penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) PT Krakatau Steel memang kurang baik. Menurutnya, komunikasi yang dibangun antara pemerintah, PT Krakatau Steel dan publik memang minim.
"Kami memang menyadari kurangnya komunikasi publik mengenai IPO KS. Ini akan kami jadikan pembelajaran publik. Kami terima sebagai saran yang konstruktif untuk IPO ke depan," ungkapnya dalam Dialog Interaktif DPD bertajuk 'Mau Dibawa ke Mana BUMN Kita?', Jumat (26/11/2010).
Namun, Mustafa memastikan tidak ada 'penjualan' BUMN seperti yang diduga publik selama ini. Mayoritas saham PT Krakatau Steel masih dipegang oleh pemerintah. Hanya sekitar 20 persen yang dilepas ke publik. Karena itu, jika nilai saham PT Krakatau Steel naik maka nilai asetnya pun akan turut membumbung tinggi.
Menurutnya, harga yang sudah ditetapkan di angka Rp 850 sudah sesuai dengan harga pasar. Penetapan harga pun sudah disesuaikan dengan hasil kajian dan analisa. Karena itu, Mustafa mengaku siap mempertanggungjawabkannya.
"Ini harga yang pas mnurut hasil kajian dan analisa. Waktu itu, kami coba minta naik Rp 900. Tapi sebagian calon investor mau mundur kalau dinaikkan ke Rp 900, apalagi Rp 1.000. Mereka mematok harga itu atas data analisa. Harga Rp 850 itu harga yang paling tepat," katanya kemudian.
Sebelumnya, pengamat LIPI Wijaya Adi mengatakan, proses IPO PT Krakatau Steel memang dinilai kurang transparan sejak awal.
"Tahu-tahu diekspos saja Rp 850. Masa lebih murah. Gonjang-ganjing seperti ini itu tidak akan terlalu dominan kalau dari awal dijelaskan. Masalahnya di komunikasi. Menteri BUMN kan tidak menjelaskan dari awal. Saya pun berpikir jangan-jangan ada apa-apa," katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Mustafa Akui IPO KS Kurang Transparan"

Posting Komentar